Jumat, 07 Oktober 2016

Kambing Boer


Berdasarkan dari sebuah penelitian dari Sutama dan Budiarsan, 2009 kambing boer dapat diklasifikasikan adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artodacyla
Famili : Bovidae
Genus : Capra
Spesies : Capra aegragus
Karakteristik kambing boer
Kambing boer menurut dari Barry dan Godke, 1991 mengatakan bahwa kambing boer memiliki kemampuan beradaptasi yang lebih baik di berbagai iklim, daerah panas kering Namibia, Afrika, dan Australia sampai dengan daerah bersalju Eropa. Karakteristik kambing menurut dari American Boer Goat Association, 2001 adalah sebagai berikut :
  • Memiliki buluh tubuh berwarna putih.
  • Buluh pada bagian leher berwarna kehitaman atau gelap.
  • Tanduk melengkung kebelakang
  • Badan sangat kuat
  • Gerakan lincah atau gesit
  • Bentuk tubuh simetris dengan perdagingan yang dalam dan merata
  • Pertumbuhan daging sangat cepat 0,2 – 0,4 kg perhari
  • Bobot tubuh umur 5 -6 bulan mencapi 35 – 45 kg
Karakteristik kualitatif dan kuantitatif kambing boer menurut Mahmilia dan Tarigan, 2004 adalah sebagai berikut :
  • Postur tubuh panjang, melebar, garis punggung lurus, kokoh dan bahu bundar.
  • Warna rambut, putih kombinasi cokelat atau merah bata pada bagian leher dan kepala.
  • Kepala berbentuk cembung, berjenggot, dan hidung cembung serta bertandung melengkung kebelakang.
  • Telinga mengantung, dan melebar.
  • Bobot tubuh, kambin jantan dewasa 80 – 130 kg dan betina 50 – 75 kg ( JPHPT, 2007 )
  • Tinggi pundak jantan dewasa 50 – 75 cm, dan kambing betina 60 – 70 cm
  • Panjang badan jantan dewasa 76,5 – 6,36 cm, dan betina dewasa 74,33 – 2.08 cm
  • Lebar dada jantan dewasa 26 – 4,24 cm dan betina dewasa 22 – 4,36 cm.
  • Lingkar dada jantan dewasa 86,75 – 1,77 cm dan betina dewasa 23,5 – 9,26
  • Panjang tanduk jantan dewasa 32,75 – 1,77 cm dan betina dewasa 24,45 – 1,80 cm
  • Panjang ekor jantan dewasa 15,5 – 2,12 cm dan betina dewasa 15 – 1,73 cm
  • Panjang telinga jantan dewasa 22 – 4,95 dan betina dewasa 24, 5 – 1,80 cm

Macam-Macam Jenis Penyakit Pada Kambing

Ada beberapa jenis penyakit yang biasa di alami oleh kambing di peternakan, dan untuk mempermudah menangani penyakit kambing tersebut, sebaik nya anda kenali dulu jenis penyakit nya seperti apa agar anda tidak memberikan penanganan yang tidak tepat yang akan berujung pada kematian.

1. Kembung (Bloating)
Penyakit ini di sebabkan oleh makanan yang basah atau rumput yang basah adapun ciri-ciri atau gejala dari penyakit ini yaitu :
Bila perut nya di raba akan terlihat kesakitan dan terlihat kembung,
Saat kambing berbaring ia akan mengalami kesulitan untuk berdiri kembali, dan
Kambing yang mengalami penyakit ini akan susah buang air besar.

2. Cacingan

Jenis penyakit ini di sebabkan oleh parasit internal pencernaan nya yang tidak normal dan penyakit yang satu ini paling banyak atau paling sering terjadi pada hewan seperti kambing ini, dan gejala kambing cacingan ini yaitu :
  • Diare,
  • Perut buncit,
  • Tidak nafsu makan,
  • Kusam, dan
  • Terlihat lemah dan lesu.
Sementara untuk mengatasi penyakit ini yaitu dengan memberi nya obat cacing dengan teratur.

3. Scabies

Ciri-ciri yang di timbulkan dari penyakit yang satu ini yaitu :
  • Terlihat timbul bercak merah pada kulit kambing,
  • Bersisik dan gatal, dan
  • Kambing terlihat kurus.
Untuk pencegahan jenis penyakit ini yaitu dengan menjaga kebersihan kandang dan kambing nya yaitu dengan cara mencukur bulu-bulu nya yang tebal.

4. Pink Eye

Pink eye atau radang mata menular adalah penyakit menular akut pada kambing yang disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia atau klamidia. Penyebab bakteri adalah Moraxella bovis yang bersifat hemolitik :
  • Selalu menghindari sinar matahari,
  • Mata nya terlihat selalu berair,
  • Mata nya terlihat kemerah-merahan, dan
  • Bagian matanya terlihat membengkak.
Bila penyakit ini di biarkan sampai parah, akan menimbulkan kebutaan secara permanen dan jenis penyakit yang satu ini termasuk jenis penyakit yang menular, adapun cara menangani nya yaitu dengan memberi nya salep mata khusus buat kambing.

5. Orfatau Dakangan Atau ORF

Penyakit ini di sebabkan dari makan atau dari rumput yang berbulu atau berdebu, dan ciri dari gejala nya yaitu di sekitar mulut nya terlihat keropeng hitam dan terdapat benjolan dan penanganan nya yaitu dengan memberinya obat antibiotik.

6. Antraks

Gejala yang terjadi bila terjangkit virus ini yaitu:
  • Pembengkakan kelenjar dada,
  • Gangguan pencernaan,
  • Demam dengan tubuh bergetar,
  • Badan nya penuh dengan bisulan,
  • Mengeluarkan darah dari terlinga, hidung, alt vital, anus dan mulut nya.

7. Penyakit Kuku Dan Mulut

Penyakit ini menular dari kotoran dan air kencing, dan gejala yang terlihat pada penyakit ini yaitu :
  • Demam,
  • Nafsu makan menurun,
  • Rongga mulut dan lidah nya melepuh, dan
  • Mengeluarkan air liur yang berlebihan.
Cara menanggulangi nya yaitu dengan memisahkan kambing yang terjangkit dan selalu menjaga kebersihan kandang nya.

8. Mastitis

Penyakit ini biasa terjadi atau menyerang kambing perah karena jenis penyakit ini menyerang pada bagian puting nya dan kerugian dari penyakit ini yaitu dapat mengurangi jumlah produksi susu nya selain itu kualitas dari susu nya pun kurang bagus, dan cara pengobatan penyakit ini yaitu dengan memberi antibiotika intra-mammary.

9. Radang Kuku

Radang kuku ini di sebabkan oleh sering nya menginjak air sehingga di sarankan dalam pembuatan kandang nya usahakan agar kaki kambing tidak menyentuh tanah, dan gejala yang di timbulkan nya yaitu :
  • Kaki nya terlihat pincang, yang berujung pada kelumpuhan,
  • Kuku nya membengkak,
  • Kukit kuku nya mengelupas, dan
  • Timbul nya benjolan.
Cara pengobatan nya yaitu dengan membersihkan nya menggunakan alkohol secara rutin dan pencegahan nya yaitu dengan menjaga kebersihan kandang setiap saat.
Nah itulah lah Cara Mencegah Dan Mengatasi Penyakit Kambing, semoga bermanfaat dan semoga kambing-kambing peliharaan anda selalu terjaga kesehatan nya.

Hijauan Daun Lamtoro Untuk Ternak

Hijauan Daun Lamtoro Untuk Ternak

Dalam bahasa Jawa Lamtoro atau Petai Cina nerupakan tanaman yang sudah me-lokal yang banyak tumbuh dan mudah tumbuh disekitar kita. Karena sifatnya yang mudah tumbuh itulah lamtoro cocok di tanam untuk mencegah erosi dan longsor di tanah-tanah perbukitan selain batang yang biasanya dimanfaatkan untuk kayu bakar. Bijinya bisa untuk makanan tradisional bothok. Daunnya sangat disukai ternak kambing atau ternak sapi, teksturnya yang lembut dan kandungan protein nya yang bagus daun Lamtoro masuk kategori hijauan berkualitas.

Tanaman Lamtoro mudah di biakan, bijinya bisa di tebar di bantaran sungai atau bukit. Ketersedian Lamtoro yang berlimpah bisa menjadi pakan alternatif bagi ternak atau justru makanan utama. Daun-daun dan ranting muda lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia. Daun-daun ini memiliki tingkat ketercernaan 60 hingga 70% pada ruminansia ( Sapi, Kambing, Rusa dll), paling tinggi di antara jenis kacang polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropis lainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan dikelola dengan baik dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun pertanaman campuran lamtoro (jarak tanam 5–8 m) dengan rumput yang ditanam di antaranya, akan memberikan hasil paling ekonomis. 


Ternak sapi dan kambing menghasilkan pertambahan bobot yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa campuran rumput dan 20—30% lamtoro. Meskipun semua ternak suka daun lamtoro, akan tetapi kandungan yang tinggi dari mimosin dapat menyebabkan kerontokan rambut pada ternak non-ruminansia, seperti kuda dan babi, yang biasanya diberikan dalam bentuk segar. Selain itu, apabila sapi diberi lamtoro selama 6 bulan terus-menerus, maka si sapi yang bersangkutan akan mengalami kehilangan rambut, penurunan fertilitas (kesuburan), gangguan pada kelenjar tiroid, dan katarak. Mimosin, sejenis asam amino, terkandung pada daun-daun dan biji lamtoro hingga sebesar 4% berat kering. Pada ruminansia, mimosin ini diuraikan di dalam lambungnya oleh sejenis bakteria, Synergistes jonesii. Pemanasan dan pemberian garam besi-belerang pun dapat mengurangi toksisitas mimosin. sumber (wikipedia)

Jadi meskipun daun lamtoro itu bagus perlu juga kita memperhatikan pola pemberian makan nya sebab jika berlebihan akan menggangu metabolisme ternak. Pemberian hijauan yang bervariasi dan secara berkala itulah yang bagus. Selain pemberian pakan fermentasi. Sebab bagaimana pun juga hijauan sangat bagus untuk ternak yang menyusui.

Minggu, 25 September 2016

Hijauan Daun Lamtoro Untuk Ternak


Lamtoro sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat di pedesaan sebagai hijauan makanan ternak (HMT) tetapi sejauh mana efektifitasnya terhadap pertumbuhan ternak masih kurang banyak diketahui. Secara umum daun Lamtoro termasuk pakan hijauan yang sangat disukai ternak dalam arti daya palatabilitasnya tinggi serta memiliki kandungan protein kasar yang tinggi pula yaitu sekitar 24% – 30%. Dan kandungan serat kasar antara 12% - 20%. Sehingga memang hijauan ini layak digunakan untuk pakan ternak ruminansia.

Lamtoro, petai cina, atau petai selong menurut definisi dari wikipedia adalah sejenis perdu dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun diperkenalkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan, dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia. Tanaman ini di Malaysia dinamai petai belalang.

Tumbuhan ini dikenal pula dengan aneka sebutan yang lain seperti pĕlĕnding, peuteuy sélong (Sd.); kemlandingan, mètir, lamtoro dan lamtoro gung (lamtoro besar; untuk varietas yang bertubuh lebih besar) (Jw.); serta kalandhingan, lantoro (Md.). Nama-namanya dalam pelbagai bahasa asing, di antaranya: petai belalang, petai jawa (Mly.); lamandro (PNG); ipil-ipil, elena, kariskis (Fil.); krathin (Thai); leucaena, white leadtree (Ingg.); dan leucaene, faux mimosa (Prc.). Nama spesiesnya, leucocephala (='berkepala putih') mengacu kepada bongkol-bongkol bunganya yang berwarna keputihan. (Wikipedia.com)

Manfaat tanaman ini telah banyak dilaporkan, yakni sebagai tanaman pioner, pupuk hijau (penyubur tanah), bahan bangunan, tanaman pinggir jalan,sebagai tanaman pelindung (untuk tanaman cacao), pagar hidup, tanaman pendukung (untuk tanaman vanili dan merica), sebagai pembasmi tanaman herba lalang-alang), pencegah erosi,bahan baku pembuat kertas,bahan bakar dan sebagai sumber hijauan makanan ternakyang berprotein tinggi. Sebagai sumber hijauan makanan ternak, tanaman ini belum dimanfaatkan secara optimal. Demikian juga tanaman ini belum banyak dikomersialkan sebagai hijauan makanan ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi hijauan tanaman lamtoro dapat mencapai 20 ton bahan kering/ha/tahun dengan total produksi protein kasar sebesar 3 ton/ha/tahun. Hasil penelitian menunjukkan kandungan nutrisi lamtoro hampir sama dengan glisiridae. 

Kandungan Nutrisi Daun Lamtoro
Susetyo (1969) menyatakan bahwa, Tanaman lamtoro berbentuk pohon mencapai ketinggian 10-50 m dan memiliki sistem perakaran yang cukup dalam, daun kecil-kecil, bentuk lonjong sedangkan bunganya bertangkai dan warnanya kekuningan. Daun tanaman lamtoro untuk makanan ternak kambing dan memiliki protein yang tinggi dan diberikan dalam bentuk segar juga diberikan dalam bentuk campur dengan bahan pakan yang lain untuk melengkapi protein dan energy. Sedangkan daun lamtoro yang dapat diberikan kepada ternak sebanyak 10-40%. Lamtoro memiliki daun dan ranting yang disukai ternak, tanaman lamtoro mempunyai daya palatabilitas (tingkat kesukaan) yang tinggi dan kandungan nilai prtotein kasar (PK) : 38,58%, bahan kering (BK) : 29,66%, lemak: 3,50%, serat kasar (SK) : 11,96%, BETN: 46,01%, Abu: 7,79%, Mineral: 7,98%, EM: 19,67 kkal.

Siregal (1996) menyatakan bahwa, hijauan lamtoro memiliki kandungan zat gizi seperti PK: 24,2%, BK: 24,8%, lemak: 3,7%, SK: 21,5%, dan BETN: 43,1%. Sedangkan Polo (1985) menyatakan bahwa toleransia berbagai jenis ternak terhadap lamtoro adalah berkisar antara 40-60%. Lamtoro mempunyai zat gizi yaitu PK: 36,80%, Lemak: 1,4%, sebagai sumber protein yang di sukai oleh ternak.
Tepung Daun Lamtoro Kurang Bagus Untuk Pakan Unggas
Penggunaan lamtoro bisa menekan pertumbuhan broiler dan produksi telur pada layer. Nilai nutrisi yang rendah dari lamtoro karena adanya mimosin. Lamtoro mengandung mimosin sebesar 3-5 % BK, tetapi juga mengandung senyawa antinutrisi lain termasuk protease inhibitor, tannin dan galactomannan.

Karena adanya mimosin ini penggunaan lamtoro dalam ransum non ruminansia sebesar 5-10 % tanpa menimbulkan gejala toxicosis (keracunan). 
Lamtoro

Efek yang merugikan dari mimosin, yaitu menurunkan pertumbuhan dan menurunkan produksi telur dan merontokkan bulu unggas. Puyuh muda lebih sensitif dari pada puyuh dewasa.
Lebih disarankan penggunaan tepung daun lamtoro kering (bahan kering) tidak lebih 2% khusus pada puyuh petelur. Karena dengan penambhan 2% saja efek positif tepung daun lamtoro sudah terlihat akan skor warna kuning telur (yolk) yang berwarna kuning tua dan cerah (ini sangat disenangi konsumen).

Karena memang kandungan karotenoid (karotenoid = bagus meningkatkan skor warna kuning telur dan kulit daging pada ayam) yang tinggi pada tepung daun lamtoro tersebut, juga sisi positif tepung daun lamtoro yang lain kandungan proteinnya yang cukup tinggi sekitar 18 -23% bahan kering.

Jadi tepung daun Lamtoro bisa digunakan untuk pakan unggas tetapi dengan prosentase yang kecil, karena jika terlalu banyak bahkan kurang bagus karena adanya kandungan mimosin yang bisa mengganggu produksi telur dan merontokkan bulu unggas.

Satu lagi, tepung daun Lamtoro bisa juga dijadikan tambahan untuk pakan lele, tentunya dengan dibuat berujud pelet terlebih dahulu dengan campuran bahan lain agar lebih efektif pemakaiannya. Karena kalau masih berwujud tepung maka akan banyak yang terbuang percuma.